perlawanan kerajaan di Indonesia terhadap Spanyol dan Portugis

a. Sultan Baabullah Mengusir Portugis

Perlawanan Kerajaan di Indonesia Terhadap Spanyol dan Portugis. Kehadiran Portugis dan Spanyol di Maluku berhasil mengadu domba kerajaan Ternate dan Tidore. Namun kemudian Tidore dan Ternate bersatu untuk mengusir Portugis. Sultan Khaerun menyatukan rakyat dan mengobarkan perlawanan tahun 1565. Portugis terus terdesak oleh gempuran tentara kerajaan yang didukung rakyat. Portugis menawarkan perundingan kepada Sultan Khaerun. Sultan Khaerun adalah raja yang cinta damai, sehingga menerima ajakan Portugis.

Pada tahun 1570 bertempat di benteng Sao Paolo, terjadi perundingan Sultan dengan Portugis. Pada awal perundingan, semua berjalan seperti sebuah pertemuan pada umumnya yang hendak membicarakan suatu hal penting. Pada saat itu, Sultan Khaerun tidak curiga sedikit pun. Ia merasa bahwa perdamaian jauh lebih baik. Namun, pada saat perundingan berlangsung, tanpa disangka-sangka tiba-tiba Portugis menangkap Sultan Khaerun dan pada saat itu juga Sultan Khaerun dibunuh.

Kelicikan dan kejahatan perang Portugis tersebut kemudian menimbulkan kemarahan rakyat Maluku. Sultan Baabullah (putera Sultan Khaerun) dengan gagah melanjutkan perjuangan dengan memimpin perlawanan. Pada saat bersamaan, Ternate dan Tidore bersatu dan melancarkan serangan terhadap Portugis.

Akhirnya pada tahun 1575,Portugis berhasil diusir dari Ternate. Portugis melarikan diri dan menetap di Ambon. Pada tahun 1605, Portugis berhasil diusir oleh VOC dari Ambon dan kemudian bangsa Portugis melarikan diri ke Timor Timur (Tinor Leste).

b. Perlawanan Aceh

Perlawanan Kerajaan di Indonesia Terhadap Spanyol dan Portugis. Tahukan kalian bahwa selain di Ternate dan Tidore perlawanan masyarakat Indonesia terhadap Portugis juga dilakukan oleh rakyat Aceh di pulau Sumatra? Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639) armada kekuatan Aceh telah disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Saat itu Aceh telah memiliki armada laut yang mampu mengangkut 800 prajurit.

Pada saat itu wilayah Kerajaan Aceh telah sampai di Sumatra Timur dan Sumatra Barat. Pada tahun 1629 Aceh mencoba menaklukkan Portugis, tetapi penyerangan yang dilakukan Aceh ini belum berhasil mendapat kemenangan. Meskipun demikian, Aceh masih tetap berdiri sebagai kerajaan yang merdeka.

Selain kedua contoh di atas, kamu dapat menemukan berbagai perlawanan kerajaan-kerajaan di Indonesia terhadap bangsa-bangsa Barat. Misalnya Kerajaan Demak pernah melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka. Bahkan seorang raja perempuan dari Jepara bernama Ratu Kalinyamat juga pernah mengirimkan pasukan untuk mengusir Portugis dari Malaka. Kedua upaya ini gagal, karena jarak yang jauh dan persenjataan yang terbatas.

Renungkan!

Pelayaran dari Eropa ke Indonesia merupakan perjalanan yang berat. Bangsa-bangsa Barat berani melakukan perjalanan karena semangat mereka untuk mencapai kejayaan dan kekayaan. Kalau mereka bisa, pasti bangsa Indonesia juga bisa. Karena itu kamu harus selalu memiliki cita-cita tinggi dan semangat baja untuk mencapai keberhasilan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.