Esensi Pendidikan 4.0 “Ajarilah anak anakmu ke suatu zaman yang bukan menjadi zaman kamu” (Ali bin Abu Thalib RA), untuk itu Ghama D’leaders School (GDS) Depok dalam rangka menyambut datangnya tahun ajaran baru 2018/2019, pada hari Selasa-Kamis (10-12/07/2018), melakukan in house training, dengan mengangkat tema ‘Empowering People and Connecting’
Tampil sebagai penyampai Materi, 1. Pola Pendidikan 4.0 oleh Direktur Utama GDS, H.Acep Al Azhari, 2. Menumbuhkan Jiwa Leadership & Entrepreneur serta pelayanan Prima” oleh Adi Mahfudz WH, MBA, Ketua Dewan Pengupahan Nasional dan 3. “Super Creative Teacher” Oleh H. Yuli Kuspartono, Motivator dan praktisi Parenting
“Siswa yang sedang menjalani proses pendidikan di SD, MI, SMP, MTs, SMA dan SMK adalah generasi yang lahir di era digital. Ketersediaan informasi yang melimpah dan mudah diakses lewat berbagai media sosial,” tutur H. Acep Al Azhari, Selasa (11/07/2018).
Acep mengatakan, kita paham siswa pada hari ini hampir 99 % memiliki smartphone, baik FB, WA, IG, Twitter, Line, Telegram, Linkedln dan youtube. Orientasi cita-cita, masa depan dan prilaku mereka sangat di pengaruhi oleh informasi yang setiap detik mereka terima.
“Tantangannya apakah sekolah dan guru-guru sudah menyiapkan strategi pembelajarannya? Untuk itu GDS dengan pengembangan kurikulumnya yakni EECS ( Entertainment Entrepreneurship Conceptualizer dan Spirituality) akan memposisikan siswanya “co-creators” untuk masa depannya,” jelasnya.
Sedangkan Ketua Dewan Pengupahan Nasional, Adi Mahfudz mengatakan, bonus Demografi yg akan di alami Indonesia di tahun 2020-2035 dimana jumlah generasi muda lebih tinggi di banding ketersediaan lapangan kerja. Mengapa sekolah tidak sejak dini mencetak para siswanya sebagai entrepreneur?
“Saya berikan strateginya untuk GDS bagaimana menumbuhkan jiwa Leadership dan Entrepreneurship serta Prime Services. Keberhasilan dan kesuksesan seseorang akan bertumbuh mengikuti bertumbuhnya kepribadian mereka, serta bagaimana memanfaatkan Connecting yang telah sangat terbuka karena kemajuan teknologi digital,” ujarnya.
Motivator dan praktisi Parenting, H. Yuli Kuspartono menambahkan, Guru super dan Guru Kreatif harus hadir di kelas-kelas, dimana siswa-siswa yang akan mereka ajarkan punya daya kritis yang tinggi. Siswa sekarang akan dengan mudah mengkomparasi ilmu yang diberikan guru-gurunya baik lewat youtube maupun medsos lainnya.
“Mental guru harus lebih dipersiapkan. Ketika melihat murid-murid kita menjengkelkan dan melelahkan, maka hadirkanlah gambaran bahwa satu diantara mereka kelak akan membimbing dan mengajak kita menuju syurga. Kebahagiaan kita adalah saat menyadari bahwa murid-murid kita adalah butiran-butiran tasbih, pengabdian kita kepada Allah SWT,” pungkasnya. (Hacord-gds2020)